Yayasan Word
Bagikan halaman ini



BERPIKIR DAN TAKDIR

Harold W. Percival

BAB VI

TUJUAN PSIKIK

Bagian 19

Halusinasi. Hal berjalan sambil tidur. Hipnose.

Halusinasi dalam kondisi sadar, demam, narkotika dan hipnotis, seperti kesan yang dihasilkan oleh mimpi. Benda-benda dilihat, didengar, dicicipi, dicium, dan disentuh ketika tidak ada benda seperti itu pada bidang fisik yang kokoh. Halusinasi bermacam-macam dan diproduksi dengan berbagai cara. Alkohol mempengaruhi saraf sedemikian rupa sehingga pelaku menerima dari yg berhubungan dgn bintang dan negara lapang masalah refleksi dari semua jenis pemandangan dan suara, seperti serangga, hama atau binatang buas, dan merasakan hal-hal ini. Dalam keadaan narkotika, organ indera terbuka untuk pemandangan yang menyenangkan dan terkadang indah, suara dan sensasi, yang dilaporkan oleh indera; dan kemudian, makhluk mengerikan muncul, suara-suara menakutkan terdengar, hal-hal aneh disentuh. Dalam keadaan demam, saraf mengalami kepanasan dan indera berhubungan elementals yang menyampaikan gambar dan suara yang terdistorsi alam. Indera tidak berkorelasi dengan baik dengan pelaku, dan laporan yang mereka buat bersifat parsial, dilebih-lebihkan dan tidak koheren.

Halusinasi berbagai jenis ini dihasilkan ketika saraf tubuh dipengaruhi oleh pengaruh luar, tidak lagi berada di bawah kendali yang tepat dari bentuk nafas, Dan elementals berfungsi sebagai empat indera dan sebagai penguasa dari empat sistem dalam tubuh tidak lagi diperiksa tetapi berfungsi tidak terkendali. Tindakan yang tidak benar atau kebiasaan akan mengurangi saraf untuk kondisi ini, dan kemudian elementals dari berbagai macam yang suka kesenangan dan sensasi, tuangkan dan rasakan indera yang sudah tidak teratur.

Halusinasi yang disebabkan oleh hipnosis berbeda. Ada paranormal pria alam atau miliknya bentuk nafas atau keduanya sebagian atau seluruhnya di bawah kendali orang lain, dan indera dan pelaku dari yang terhipnotis mematuhi perintah hipnotis.

Keadaan psikis lainnya yang terkait dengan tidur dan halusinasi dalam kondisi terjaga, adalah hal berjalan sambil tidur, hipnosis, hipnotis diri sendiri dan kondisi akibat sugesti diri dalam keadaan terjaga.

Hal berjalan sambil tidur adalah keadaan yang biasanya dihasilkan dari sugesti diri yang tidak disengaja. Di hal berjalan sambil tidur tidak ada niat untuk memaksa tubuh melakukan apa yang dilakukannya kemudian secara somnambulistik tidur. Dalam keadaan itu pelaku ada di dalam tidur, sementara tubuhnya berjalan, naik atau naik, sering di tempat-tempat berbahaya, dan kemudian kembali normal tidur tidur. Penyebab hal berjalan sambil tidur Apakah itu pelaku dalam kondisi terjaga pikir tindakan tertentu. Ini pikiran terkesan pada bentuk nafas. Tubuh fisik ditahan dari melakukan tindakan oleh pelaku, yang, meskipun ingin melakukannya, dicegah oleh takut bahaya atau dengan konvensionalitas. Ketika pelaku telah pensiun dan dalam tidur dan tubuh tidak lagi terkendali, bentuk nafas, menuruti kesan yang diterima, menyebabkan tubuh fisik melakukan tindakan. Apa pun yang dilakukan oleh indra dan organ hanyalah pelaksanaan kesan yang dibuat oleh pikiran itu. Berjalan Somnambulistic adalah ilustrasi konkret dari eksteriorisasi dari sebuah pemikiran. Hal berjalan sambil tidur dapat dicegah dengan saran sendiri, yaitu dengan melarang bentuk nafas untuk tampil di tidur saran seperti itu dibuat untuk itu dalam keadaan sadar dan pengisian untuk membangunkan pelaku jika harus didorong untuk melakukan kesan.

Hipnose adalah buatan tidur dibawa oleh perintah satu pelaku-in-the-body bertindak pada pelaku-di-tubuh yang lain. Penyebab ini adalah subjek dari takdir mental, tetapi fenomena itu bersifat psiko-fisik. Fenomena sebelumnya alami tidur diproduksi secara artifisial untuk menempatkan seseorang ke dalam kondisi hipnosis. Itu ahli hipnotisme menyebabkan a perasaan mengantuk untuk merayapi indera pemandangan dan pendengaran subjeknya, dan kemudian menyarankan atau memerintahkan bahwa subjek pergi tidur dan kemudian menyatakan bahwa dia tertidur. Saran atau perintah ini dipatuhi. Fenomena tidur dihasilkan. Itu pelaku menarik diri dari tubuh hipofisis dan indra, atau dari tubuh hipofisis saja, dan kemudian pikir dari ahli hipnotisme mengambil tempat pelaku dan mengontrol bentuk nafas dan melalui itu gerakan sukarela dan indera. Itu pelaku biasanya terputus dari bentuk nafas dan tubuhnya dan dalam tidur nyenyak. Operator telah menggantikan yang lain pelaku, mendikte pergerakan bentuk nafas dan dengan demikian dapat memengaruhi bahkan gerakan tak sadar, menunda pernapasan dan detak jantung serta memaksa indera untuk melihat, mendengar, rasa, bau dan hubungi apa yang dia sarankan. Di samping trik panggung yang biasanya dipaksakan, operator dapat melempar subjek ke kondisi trans, di mana subjek dapat menghubungkan visinya, menjalani operasi bedah tanpa perasaan sakit, atau menerima saran untuk peningkatan moralnya, yang nantinya akan dia lakukan.

Satu tidak boleh dalam kondisi apa pun menyetujui untuk dihipnotis oleh siapa pun. Keadaan hipnosis yang pernah diizinkan memiliki kecenderungan untuk melonggarkan cengkeraman pelaku pada nya bentuk nafas dan untuk membuat bentuk nafas dan pelaku negatif dan tunduk pada pengaruh magnetis orang lain. Penghipnotis, elementals atau makhluk tanpa tubuh dapat memegang bentuk nafas dan simpan pelaku di luar. Segala macam halusinasi, khayalan, dan ketidakpatuhan moral dapat terjadi pada orang yang tidak beruntung, yang tubuhnya dapat menjadi mainan bagi entitas apa pun. Tidak ada yang bisa menghipnotis yang lain jika yang lain menolak. Tidak boleh ada eksperimen yang diizinkan.