Yayasan Word
Bagikan halaman ini



DEMOKRASI ADALAH PEMERINTAH DIRI

Harold W. Percival

BAGIAN II

PENCIPTAAN PIKIRAN DAN PENCIPTAAN OLEH PIKIRAN

Pikiran bukanlah sekadar cahaya dan fantasi singkat; pikiran adalah sesuatu, makhluk yang berkuasa. Pikiran adalah konsepsi subjek atau objek alam dan kehamilan serta kelahirannya dengan memikirkan perasaan dan keinginan si Pelaku dalam diri manusia melalui hati dan otak manusia. Pikiran yang lahir melalui otak manusia tidak dapat dilihat, juga tidak dapat terwujud kecuali melalui otak dan tubuh manusia. Tidak ada tindakan atau objek atau peristiwa di bumi yang merupakan pikiran, tetapi setiap tindakan dan setiap objek dan setiap peristiwa adalah eksteriorisasi dari suatu pikiran yang pada suatu waktu telah dipahami dan dikandung dan dilahirkan melalui hati dan otak manusia. Jadi semua bangunan, furnitur, peralatan, mesin, jembatan, pemerintahan, dan peradaban muncul sebagai eksteriorisasi pikiran yang telah dikandung dalam hati dan lahir melalui otak dan dibangun dengan tangan dengan memikirkan perasaan-dan- keinginan Para Pelaku dalam tubuh manusia yang mereka huni.

Semua hal dalam susunan peradaban dipertahankan dan berlanjut selama Para Pelaku dalam manusia terus mempertahankan pikiran-pikiran dengan pemikiran mereka, dan untuk menjernihkannya dengan tindakan-tindakan mereka. Tetapi dalam perjalanan waktu ada generasi-generasi tubuh yang baru, dan para Pelaku yang ada kembali di dalam tubuh-tubuh itu mungkin dari tatanan pemikiran yang berbeda. Mereka dapat menciptakan urutan pemikiran lain. Maka tatanan lama berpikir dan berpikir harus diterima oleh Pelaku yang ada kembali di tubuh generasi baru. Jika tidak, Pelaku yang sudah ada akan dengan pemikiran mereka menciptakan tatanan pemikiran baru. Tatanan pikiran baru dan lama mungkin bertempur. Yang lebih lemah dari keduanya akan didominasi oleh dan memberikan tempat bagi yang lebih kuat, yang mungkin menjadi penyebab kelanjutan atau pecahnya tatanan pikiran dan peradaban. Jadi datang dan pergi ras manusia dan peradaban mereka, diciptakan oleh para pelaku dalam diri manusia, yang tidak tahu bahwa mereka adalah pencipta tubuh manusia di mana mereka hidup kembali dan berpikir, dan bahwa dengan pemikiran mereka, mereka menciptakan dan menghancurkan mereka tubuh dan peradaban mereka.

Sang Pelaku dalam setiap manusia memiliki masa lalu dalam tubuh manusia yang tak terbayangkan lebih lama daripada dewa-dewa mitologi paling kuno. Sang Pelaku akan belajar bahwa pengetahuan dan kekuatan serta kebesaran yang ia pahami dan anggap sebagai dewa-dewa mitologi, pada kenyataannya berasal dari si Pemikir dan Yang Mengenal Diri Tritunggal sendiri, di mana ia sebagai Sang Pelaku merupakan bagian integral dan diri. bagian yang diasingkan.

Itu akan terjadi ketika Demokrasi nyata sebagai pemerintahan mandiri didirikan di bumi ini.